17 Okt 2017

Tulisan Seharga Rp 50.000

Sebenernya tulisan ini gue bikin karena desakan dari pihak yang terdesak oleh tugas sekolah yaitu adik gue sendiri.

Adik : Mas, bisa bikinin cerpen ga?
Gue : Cerpen apaan
Adik : Cerpen, cerita pendek masa ga tau
Gue : Yaelah gue juga tau kali cerpen itu akronim dari cerita pendek, cretmen itu akronim dari ampas encer
Adik : Apaan, mana ada cretmen
Gue : Ada lah kalo orang masuk angin pasti ampas nya encer nah itu namanya cretmen
Adik : Dih jorok banget sih
Gue : Sabodo amat
Adik : Plis mas, bikinin cerpen soalnya ini tugas dari sekolah
Gue : Males ah, kamu bikin aja sendiri (bukan gue ga mau bantu bikin cerpen, walaupun gue kasihan juga sih liat adik gue memelas gitu, tapi gue mikir itu kan tugas sekolah dia, ya harus nya dia sendiri yg ngerjain, setidaknya itu nilai moral yg masih gue pegang dan tidak akan tergoyahkan oleh apapun)
Adik : Bikinin sih mas nanti dibayar 50.000
Gue : Ok Deal!!!



                                                                                     Cinta Segitiga Masa SMA

“Kalo kamu masih nganggep aku sahabat, kamu duduk sini.” Seakan bisa merasakan amarah dalam nada bicaraku, Rivanti pun langsung duduk. Tak berapa lama Silvi terlihat keluar dari kelasnya, dengan sedikit keras aku memanggil sambil melambaikan tangan memberi tanda agar Silvi mendatangi tempat kami berdua.

Khusnul Aulia Zahrotiah, sedari lahir aku sudah menyandang nama tersebut nama yang diberikan oleh kedua orang tua ku tercinta, tentunya dengan nama seindah itu mereka berharap anaknya akan tumbuh menjadi wanita yang cantik, baik dan juga pintar. Mamah dan Papah maafkan anakmu yang setelah dewasa tidak bisa mewujudkan harapan kalian. Bukan salah aku kalau kecantikan yang ada semenjak lahir ternyata berhenti sampai masa balita, dan tidak berlanjut hingga saat ini aku menginjak masa SMA.

SMAN 2 Kota Serang, gedung sekolah bergaya arsitektur khas Indonesia, yang banyak ditumbuhi pohon-pohon rindang, dan juga jalan menanjak yang dimulai dari gerbang berwarna hitam, sehingga membuat setiap orang sedikit terengah untuk sampai ke dalam lingkungan kelas, di Sekolah ini tempat aku menuntut ilmu. Memang aku bukan termasuk murid yang pintar, dan tentunya Kepala Sekolah tidak mungkin memilih aku sebagai perwakilan dalam lomba cerdas cermat. Papah, Mamah, maafkan anakmu ini, lagi-lagi harapan kalian memiliki anak yang pintar tidak terwujud, walaupun aku tidak pintar aku juga tidak bodoh-bodoh amat, aku masih tau kalau Cave Fish (Ikan Goa) merupakan hewan yang tidak bisa melihat, dan masih satu famili dengan Ikan Tuna yang termasuk kelompok spesies Tuna Netra.

Di sekolah aku tidak terlalu memiliki banyak teman, mempunyai dua sahabat yang sangat aku sayang, sudah sangat cukup. Aku sangat bersyukur karena terkadang memiliki banyak teman tidak lebih menyenangkan apalagi berteman hanya sebatas kenal dan sekedar basa-basi semata. Aku lebih suka memiliki hubungan pertemanan yang penuh kasih sayang, dan selalu ada di saat sedih maupun bahagia dan itu semua bisa aku dapatkan dari Rivanti dan Silvi.
“Kenalin nama gue Silvi.” Ujarnya tanpa memperdulikan orang dihapannya mau berkenalan atau tidak.
“Eh, maaf kenapa ya?.”
“Loe anak baru kan, belum punya temen di sini kan, nama gue Silvi paling seneng selfi cantik alami tanpa aplikasi, Hahaha.”
“Ia nama aku Khusnul.” Sambil terkekeh dan menyambut tangan yang sedari tadi tergantung untuk bersalaman.
“Ayo kita ke kantin biar gue traktir, itung-itung sambutan selamat datang.”

Dengan perasaan bingung dan kaget aku pun mengikuti jalannya, karena sedari bersalaman tadi Silvi langsung menarik tanganku dan digenggam dengan erat, sehingga aku tidak sempat menolak ajakannya, bukan karena aku tidak suka dengan sikapnya tapi memang saat itu aku sedang puasa Sunnah Senin-Kamis. Itulah saat pertama kali aku berkenalan dengan Silvi, yang kalau dipikir-pikir kembali kok dia bisa tau kalau aku anak baru, padahal saat itu kan kita sama-sama anak baru di SMAN 2 Kota Serang, tetapi bisa dibilang aku anak yang lebih baru dari anak baru, yang membedakan, aku tidak mengikuti proses pengenalan lingkungan sekolah atau kalau dulu sih biasa disebut OSPEK. 

Aku memang tidak seperti kebanyakan murid SMAN 2 yang melanjutkan pendidikan dari jalur SMP, karena memang aku menyelesaikan tingkat menengah pertamaku di lembaga pendidikan berbasis Islami atau biasa disebut Pesantren. Memang sudah menjadi keinginan aku setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar aku ingin melanjutkannya ke Pesantren. Aku memang lahir dikeluarga yang boleh dibilang kental nuansa Islami, tetapi bukan itu alasanku memilih pesantren sebagai tujuan setelah lulus dari Sekolah Dasar. Sebenarnya aku juga tidak bisa menjawab alasan pasti kenapa aku memilih pesantren, mungkin karena seringnya aku melihat kehidupan pesantren disaat menjenguk kakakku, yang memang sudah lebih dulu bersekolah di pesantren, menimbulkan keinginanku memilih pendidikan pesantren. Wallahu a’lam.

Seperti biasa setelah bel tanda istirahat berbunyi, aku tetap duduk di bangku barisan ketiga dari depan, dengan dinding berwarna abu-abu yang apabila matahari bersinar sangat panas aku biasa menempelkan pipiku, sekedar untuk mendapatkan sensasi rasa dingin sedikit bisa mengurangi udara panas yang mengisi ruang kelasku saat ini. Teman-teman sekelas memang sudah tau kebiasaanku setiap hari Senin dan Kamis aku jarang meninggalkan kelas setelah bel istirahat berbunyi, aku tidak akan menuju ke kantin untuk memilih jajanan apa yang harus aku makan hari ini, karena aku melakukan puasa sunnah. Terkadang aku juga menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan untuk menghabiskan waktu menunggu jam pelajaran selanjutnya dimulai, memang disana lebih terasa nyaman, ruangan luas dengan jajaran buku yang tersusun rapih, dan pendingin udara yang selalu menyala seakan siap sedia memberikan rasa sejuk bagi setiap orang yang datang. Entah kenapa hari itu terasa malas sekali buat meninggalkan tempat duduk dan lebih memilih memejamkan mata dan menempelkan pipi pada dinding kelas.

“Heh Nul, mau sekalian gue bawain kasur ama bantal biar makin nyenyak tidur loe.” Akupun sedikit kaget sambil membuka mata untuk mencari tau dari mana suara itu berasal.
“Dasar kamu Vi ngagetin orang aja.”
“Lagian yang lain pada istirahat, eh ini malah tidur sendirian di kelas, ngimpiin hantu sekolah baru tau rasa loe.” Sambil memposisikan diri dan bersiap duduk di bangku yang ada disebelahku.
“Biarin aja Weekz, kalo hantunya ganteng, dan ga nyakitin aku kaya si dia mah ga papa.” Terkekeh sambil menjulurkan sedikit lidah ke Silvi.
“Yaelah dia malah curcol.” Sambil menyadarkan kepala pada tangannya yang terlipat diatas meja.
“Rivanti mana? Kok ga diajak bareng kesini.” Kembali menempelkan pipi ke dinding
Kelas.
“Mana gue tau, emang gue babysitter nya.” Ujarnya dengan nada acuh dan sedikit ada kebencian.
“Loh kok sewot gitu, emang kalian kenapa sih?.” Aku pun menunjukkan raut muka bingung dan berharap dapat penjelasan dari Silvi.
“Udahlah lagi males bahas dia, gue ikut tidur di kelas loe juga ya.” Menutup mata berpura-pura tidur.

Akupun masih melamun sambil berpikir apa yang sebenarnya terjadi dengan dua sahabat tersayangku, sampai bunyi bel tanda pelajaran selanjutnya dimulai menyadarkan lamunanku, orang di sebelahku pun juga bukan Silvi lagi, karena dia sudah kembali ke kelasnya sedari tadi.

Rivanti dan Silvi memang dua sahabat terdekatku, kalau boleh dibilang mereka sudah seperti saudara bagiku. Pernah suatu kali karena kegiatan yang aku lakukan pada minggu itu sangat padat, dalam rangka mempersiapkan acara HUT Indonesia di lingkungan tempatku tinggal sampai aku lupa kalau hari itu jadwal “tamu bulanan” datang.
“Aduh gawat, gimana nih.” Sambil beranjak dari tempat duduk kantin dan bergegas menuju toilet.
“Khusnul tungguin, kamu kenapa sih?.” Rivanti berlari kecil berusaha mengejar aku yang sudah hampir masuk ke dalam toilet.
“Gawat kenapa sih? Main kabur gitu aja.” Aku menangkap segurat keresahan pada wajah Rivanti.
“Hari ini jadwal aku datang bulan, dan aku lupa bawa celana ganti.” Akupun masih bingung harus bagaimana, karena tidak mungkin kembali ke kelas dengan celana dalam yang basah atau tidak memakainya sama sekali.
“Owh kirain apaan. Ya udah tunggu sebentar, aku ke kelas dulu” Rivanti pun bergegas meninggalkan aku.
 Tidak berapa lama Rivanti kembali dengan membawa celana olahraga ditangannya.
“Nih pake celana olahraga aku aja.”  Sambil menyerahkan celana yang sedari tadi di pegangnya.
“Jangan Va nanti kamu ga bisa ikut pelajaran olahraga.” Aku berusaha menolaknya karena tidak ingin terjadi masalah pada Rivanti
“Ga papa Khusnul, yang penting kamu bisa masuk kelas.”
“Engga ah, nanti kamu kena hukum karena seragam olahraganya ga lengkap.”
“Cepetan ganti, apa perlu aku yang pakein celananya.” Sambil tertawa kecil dan berusaha menarik rok sekolahku.
Aku pun masuk kesalahsatu ruanganan yang ada di dalam toilet tersebut, dan berusaha secepat mungkin memakai celana yang diberikan Rivanti. Setelah itu kami pun bergegas menuju ke kelas masing-masing karena memang jam pelajaran sudah dimulai.
Selagi aku menggoreskan tinta spidol di papan tulis putih dan berusaha menyelesaikan soal Kimia yang ada disana, aku sempat melihat kearah pintu kelas yang pada saat itu terbuka hingga bisa melihat langsung ke arah halaman sekolah, berharap mendapatkan jawaban dari soal Kimia yang sedang aku kerjakan saat itu, tetapi mataku menangkap sosok yang aku kenal sedang berlari mengelilingi halaman sekolah yang cukup besar, dan biasa digunakan sebagai tempat upacara maupun pelajaran olahraga. Ternyata sosok yang sedang berlari tersebut melihat seakan tersadar bahwa dia sedang diawasi, dia menoleh kearahku sambil tersenyum dan memeletkan lidahnya, seperti anak kecil yang meledek gemas kepada orangtuanya,  benar sekali itu Rivanti, aku tau dia berlari bukan karena saat itu pelajaran olahraga, tapi dia berlari karena sedang di hukum, sebab pakaian olahraganya tidak lengkap. Dalam hati aku bersyukur, makasih ya Allah sudah memberikan aku sahabat yang rela berkorban seperti Rivanti.

Hari itu memang aku sengaja tidak langsung pulang ke rumah, sambil mendengarkan musik dan duduk di bawah pohon yang ada di halaman sekolah. Aku sedang menunggu kedua sahabatku keluar dari kelas masing-masing, aku ingin menyelesaikan masalah yang ada diantara mereka, karena sudah hampir  satu bulan Rivanti dan Silvi tidak saling bertegur sapa maupun bicara satu sama lain. Ini membuat hatiku jengkel dan sangat marah, awalnya aku bisa menahan amarah yang ada di dada, tapi lama kelamaan aku tidak bisa menahannya dan memutuskan permasalahan mereka harus diselesaikan saat ini juga.

“Ayo Khusnul pulang bareng.” Kata Rivanti yang tanpa aku sadari sudah berdiri disamping tempat aku duduk.
“Iya Va tapi nunggu Silvi dulu ya.” Sambil menggeser tempat duduk supaya Rivanti pun bisa duduk disampingku.
“Oh aku duluan aja ya.” Rivanti belum sempat melangkahkan kakinya.
“Kalo kamu masih nganggep aku sahabat, kamu duduk sini.” Seakan bisa merasakan amarah dalam nada bicaraku, Rivanti pun langsung duduk.

Tak berapa lama Silvi terlihat keluar dari kelasnya, dengan sedikit keras aku memanggil sambil melambaikan tangan memberi tanda agar Silvi mendatangi tempat kami berdua.

“Ada apa Nul kok belom pulang?.”
“Sini, kamu duduk dulu aja.” Menepuk bangku yang ada didekatku memberi isyarat pada Silvi.
“Kalian ada masalah apa?.” Sambil menengok bergantian kearah Silvi dan Rivanti.
“Ah gue sih ga ada masalah apa-apa Nul.”
“Kalo ga ada masalah apa-apa kok kalian saling menghindar gitu.” Menatap kearah Silvi dengan raut muka kesal.
“Ya gue males aja Nul temenan ama tukang selingkuh.”
“Maksud kamu apaan?.” Ujar Rivanti yang sedari tadi diam, seakan terusik kata-kata Silvi.
“Iya loe kemaren-kemaren jalan ama si Iqbal kan.” Menatap tatapan menuduh dan meyakini apa yang dituduhkan memang benar.
“Iqbal siapa?.” Kataku sambil menunggu melihat kearah Silvi.
“Iqbal temen SD gue Nul, bulan kemaren kan gue lari pagi ama Rivanti di alun-alun.”
“Ga sengaja gue ketemu ama si Iqbal.” Lanjut Silvi meneruskan ceritanya
“Terus kok kenapa kamu musuhin Rivanti.” Akupun belum memahami sepenuhnya cerita Silvi.
“Saat itu kan Rivanti juga kenalan ama Iqbal, nah beberapa hari kemudian gue liat Rivanti boncengan motor ama Iqbal.”
“Rivanti kan udah punya pacar ngapain coba deketin Iqbal gitu, terus gue kan…” Terlihat ingin meneruskan ceritanya, sebelum akhirnya Rivanti memotong.
“Aku ga ada apa-apa sama dia kok, Iqbal itu adik nya guru les privat aku.” Menarik nafas dan berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan.
“Jadi hari itu guru les aku ga bisa dateng ke rumah, terus dia nyuruh aku ke rumahnya, pas sampai sana ternyata Iqbal itu adiknya guru les aku.” Sambil mengatur nafas dan sesekali menghela nafas panjang.
“Pas mau pulang kebetulan Iqbal juga mau kerumah temennya yang searah sama rumah aku, jadi Iqbal ngajak aku bareng, gitu aja kok.”
“Tuh Vi kamu salah paham.” Belum sempat aku menoleh, Silvi langsung memeluk Rivanti.
“Maafin gue ya Va, bego banget udah nilai jelek sahabat gue sendiri.” Ujarnya sambil Terisak.
“Iya ga papa Vi, aku ga pernah nganggep kamu salah kok, mungkin aku aja yang ga langsung jelasin jadi kamu salah paham deh.” Sambil mengusap punggung mencoba menenangkan Silvi.

Langit pun mulai menampakan warna Jingga kemerahan dan Matahari senja seakan ikut tersenyum melihat persahabatan kami bertiga. Kami melangkah menuju gerbang sekolah yang siap untuk di kunci si penjaga sekolah.

“Vi lain kali tanyain dulu baik-baik kalau ada masalah jangan langsung emosi.” Sambil berjalan beriringan.
“Maaf deh gue langsung kesel, karena memang rencananya gue mau comblangin loe ama Iqbal.” Sambil tersenyum licik seperti penjahat-penjahat yang ada di film kartun.
“Diihh apaan, maen comblangin orang sembarangan.” Mengambil jarak menjauh dari Silvi.
“Dengerin nih, dulu kan loe pernah cerita kalo pernah suka ama cowo di pesantren yang namanya Iqbal, tapi loe malu-malu.” Silvi terus melanjutkan omongannya dengan penuh semangat.
“Nah si Iqbal abis SD ngelanjutin ke pesantren juga, dia cerita dulu suka ama cewe yang namanya Khusnul Aulia Zahrotiyah yaitu loe, tapi karena dulu di pesantren ga punya kesempetan buat ngedeketin loe, ya jadi gitu deh.”
“Hah!!! SERIUS?.” Kataku dan Rivanti yang hampir bersamaan.
“Iya beneran kok, gue juga nunjukin foto loe ke dia dan ternyata emang bener.” Sambil tersenyum menunggu reaksiku.

Apa bener dia Iqbal yang dulu aku suka?, masa sih dia tertarik cewe biasa-biasa kaya aku? ganteng, baik hati dan pinter cocok jadi imam aku nanti. Aku terbawa lamunan dan tanpa sadar tersenyum sendiri, sampai tidak menyadari sedari tadi kedua sahabatku memperhatikan
“Hayo mikir apaan, mikir jorok ama iqbal yah?.” Silvi mencubit pipiku dengan gemas.
“Yeee!!! apaan sih, enggalah” Sambil berusaha membalas mencubit pipi Silvi.
“Ya udah deketin aja Nul, nanti keduluan yang lain loh.” Rivanti pun ikut menimpali obrolan kami.
“Tau tuh ga bosen apa loe jadi JoNes menahun?.”
“Males ah, aku memang jomblo, tapi ga ngenes, kan ada kalian yang selalu bikin ketawa dan sayang sama aku tiap hari itu aja udah cukup kok, kalian My BFF yang selalu ada di hati sampai kapanpun.” Kamipun saling bergandengan tangan dan berdoa di hati masing-masing kalau persahabatan ini bisa terus berlanjut bukan hanya persahabatan masa SMA tetapi sampai seterusnya.

Ini cerita cinta segitiga aku, bukan tentang perselingkuhan ataupun penghianatan, tapi cerita persahabatan yang tulus, dari tiga sudut yang saling bertemu dan menjadikannya bentuk segitiga sempurna, penuh dengan cinta dan kasih sayang, melebihi ikatan sebagai teman, sahabat, maupun saudara karena kami adalah belahan jiwa.



Read {..}

Smartphone Snapdragon Dual Kamera 3 Jutaan

Memiliki smartphone dengan berbagai fitur terkini tentunya merupakan idaman setiap orang, khususnya bagi generasi millennial. Ketika kebutuhan tampil menarik di media sosial, kamera smartphone kini sudah berubah menjadi barang kebutuhan yang sangat penting. Hal ini membuat produsen smartphone berlomba-lomba mengeluarkan produk berlabel "mid-range" yang menawarkan harga terjangkau dengan fitur Dual Kamera memukau.

1. Mi A1
Brand asal China yang kini tidak asing bagi pencinta smartphone di Indonesia dengan kualitas yang bagus dan bisa dikatakan tergolong murah, hal ini bisa dilihat dengan adanya mifans (komunitas Xiaomi) yang tersebar di 18 kota di Indonesia. Bekerja sama dengan Google melalui proyek Android One, Xiaomi Mi A1 membawa perangkat "mid-range" ini dengan tagline Flagship Dual Camera.

Rilis: September, 2017
Layar: LTPS IPS LCD 5.5 inches
Resolusi Layar: 1080 x 1920 pixels
Chipset: Qualcomm MSM8953 Snapdragon 625
CPU: Octa-core 2.0 GHz Cortex-A53
GPU: Adreno 506
Memori Internal: 64 GB, 4 GB RAM
Memori Eksternal: microSD, up to 128 GB (uses SIM 2 slot)
Kamera Belakang: Dual 12 MP (26mm, f/2.2; 50mm, f/2.6), phase detection autofocus, 2x optical zoom, dual-LED (dual tone) flash
Kamera Depan: 5 MP, 1080p
Baterai: Non-removable Li-Ion 3080 mAh battery
Harga: 3.099.000


2. Moto G5 Plus
Seakan tidak ingin ditinggalkan konsumen pasar smartphone yang ada di Indonesia, Motorola bergerak cepat dengan meluncurkan produk barunya Moto G5 Plus yang sepertinya ditujukan untuk bersaing dengan Xiaomi MI A1.


Rilis: Agustus, 2017
Layar: IPS LCD 5.5 inches
Resolusi Layar: 1080 x 1920 pixels
Chipset: Qualcomm MSM8953 Snapdragon 625
CPU: Octa-core 2.0 GHz Cortex-A53
GPU: Adreno 506
Memori Internal: 64 GB, 4 GB RAM
Memori Eksternal: microSD, up to 256 GB
Kamera Belakang: Dual 13 MP, f/2.0, autofocus, dual-LED (dual tone) flash
Kamera Depan: 8 MP, f/2.0, LED flash
Baterai: Non-removable Li-Po 3000 mAh
Harga: 2.999.000 (Masa Promosi)


3. Coolpad Cool Dual
Kolaborasi antara Coolpad dengan vendor China lainnya yakni LeEco, Seolah ingin mendobrak dominasi vendor besar macam Samsung, Oppo, Vivo, LG, dan lainnya. Coolpad Cool Dual merupakan perangkat smartphone kelas menengah dengan fitur utama berupa dual-kamera belakang, yang tak hanya membawa fitur cukup unik namun perangkat ini hadir untuk pecinta ponsel fotografi.
 

Rilis: Agustus, 2016
Layar: IPS LCD 5.5 inches
Resolusi Layar: 1080 x 1920 pixels
Chipset: Qualcomm MSM8976 Snapdragon 652
CPU: Octa-core 1.8 GHz Cortex-A72
GPU: Adreno 510
Memori Internal: 32 GB, 3 GB RAM
Memori Eksternal: No
Kamera Belakang: Dual 13 MP, f/2.0, phase detection autofocus, dual-LED (dual tone) flash
Kamera Depan: 8 MP, f/2.2, 1.4 µm pixel size, 1080p
Baterai: Non-removable Li-Po 4060 mAh
Harga: 2.900.000


4. Asus Zenfone 4 Max
Asus sepertinya mendengarkan keluhan para pengguna gadget saat ini, bukan hanya menghadirkan fitur dual kamera, Asus sekaligus menanam produk terbarunya Asus Zenfone 4 Max dengan baterai yang tidak tanggung yaitu sebesar 5000 mAh.


Rilis: September, 2017
Layar: S-IPS LCD 5.5 inches
Resolusi Layar: 1080 x 1920 pixels
Chipset: Qualcomm MSM8937 Snapdragon 430
CPU: Octa-core 1.4 GHz Cortex-A53
GPU: Adreno 505
Memori Internal: 32 GB, 3 GB RAM
Memori Eksternal: MicroSD, up to 256 GB (dedicated slot)
Kamera Belakang: Dual 13 MP, f/2.0, autofocus, LED flash
Kamera Depan: 8 MP, f/2.2, LED flash
Baterai: Non-removable Li-Po 5000 mAh
Harga: 2.799.000 - 3.299.000


5. LG G5 SE

LG bisa dibilang pilih kasih dalam hal memasarkan produk "Flagship" nya, hal tersebut bisa dilihat dari LG G5 yang tidak dipasarkan resmi di Indonesia, guna menghibur para penikmat gadget di tanah air, LG meluncurkan versi yang tidak jauh beda dari LG G5 yaitu LG G5 SE.


Rilis: Juni, 2016
Layar: IPS LCD 5.3 inches
Resolusi Layar: 1440 x 2560 pixels
Chipset: Qualcomm MSM8976 Snapdragon 652
CPU: Octa-core 1.8 GHz Cortex-A72
GPU: Adreno 510
Memori Internal: 32 GB, 3 GB RAM
Memori Eksternal: microSD, up to 256 GB (uses SIM 2 slot)
Kamera Belakang: Dual 16 MP (f/1.8) + 8 MP (f/2.4), laser autofocus, OIS (3-axis), LED flash
Kamera Depan: 8 MP, f/2.0, 1080p@30fps
Baterai: Non-removable Li-Po 2800 mAh
Harga: 3.499.000

Semoga artikel diatas bisa menjadi pertimbangan dan membantu kalian yang lagi galau buat beli smartphone canggih dengan dual kamera di harga 3 jutaan.


sumber gambar : gsmarena.com
Read {..}

8 Des 2013

Sukses Ala Bule Indonesia

"Sebenernya post yang sekarang beda dari post-post gue yang lainnya, ceritanya gue dapet tugas dari kampus buat bikin berita, jadi gue mikir daripada jauh-jauh buat wawancara kesana kesini, mending kisah sukses saudara gue sendiri aja yang dijadiin berita, sekalian promosi di blog gue juga sih :D
bukan berarti wawancara saudara sendiri bakalan lebih mudah, sumpah pas wawancara malah gue yang gugup dan keringet dingin tapi alhamdulillah lancar, oke deh langsung aja cekidot beritanya"




Caci maki sebagai orang miskin tak lantas menjadikan Angga Setia Galih marah dan kecewa pada keadaannya, tetapi hal tersebut malah dijadikannya sebagai cambuk semangat untuk merubah keadaannya.

Lahir pada tanggal 04 Juni 1984 di kota Bandung, Angga Setia Galih yang biasa dipanggil "Bule" membangun bisnisnya dari modal yang bisa dibilang minim yaitu sebesar Rp 600 ribu tapi sekarang bisnis yang bergerak dalam penjualan Handphone ini telah mampu memberikan pemasukan sebesar Rp 180 juta per bulan.

Perkembangan teknologi di dunia berpengaruh terhadap daya beli masyarakat Indonesia, dimana nilai Handphone yang ada saat ini bukan hanya sebatas alat untuk berkomunikasi saja tetapi juga sebagai alat yang mampu memberikan daya tawar dan meningkatkan status sosial di masyarakat. 

Di Indonesia Handphone itu udah jadi gengsi tersendiri khususnya Blackberry, dimana kalo anda tidak memakai Handphone yang bisa Blackberry Messenger maka anda akan merasa terasing. Saya berpikir itu merupakan peluang emas, karena memiliki Handphone Blackberry seakan menjadi keharusan di masyarakat, jadi saya membeli Handphone Blackberry rusak ataupun bekas lalu saya perbaiki dan saya jual kembali,” ungkap Angga Setia Galih.

Setelah kurang lebih selama 6 bulan melakukan jual-beli dan memperbaiki Handphone yang rusak, Angga Setia Galih mulai membuka Counter Handphone yang hanya menjual satu jenis merk Handphone.

Yang harus diperhatikan didalam bisnis penjualan yaitu segmentation, targeting dan positioning, saat itu saya berpikir masyarakat ga akan perduli pake Handphone apapun, tapi yang penting bisa BBM-an, jadi saya jual Handphone Blackberry CDMA yang harganya murah tapi tetap bisa BBM-an,” jelas Angga Setia Galih lebih lanjut.

Seiring makin berkembangnya usaha yang dimiliki oleh Angga Setia Galih, maka muncul juga kendala-kendala yang terkadang membuat gagal suatu usaha tetapi beliau menganggap bahwa kegagalan itu tidak ada dan cuma rekayasa pikiran kita saja. 

Seperti kejadian yang pernah dialaminya disaat beliau berpikir bahwa permintaan pasar sangat banyak jadi beliau harus menyiapkan barang yang lebih banyak pula.

Saya pernah memesan Handphone Blackberry sebanyak 2000 unit, tapi ada kabar bahwa Blackberry akan mengeluarkan BBM antar platform yang nantinya Handphone selain Blackberry juga bisa BBM-an, seharusnya saya rugi dengan adanya hal tersebut tetapi Alhamdulillah saya bisa menjual semua barang yang ada dan tetap mendapatkan untung,” ujar lulusan S1 Ekonomi salah satu Universitas Swasta di Bandung tersebut.


 
Kini usaha yang dulu hanya sebuah Counter Handphone biasa telah berhasil berkembang pesat, hanya dalam waktu satu setengah tahun dengan kemampuan insting bisnis dan hoki yang dimiliki,
Angga Setia Galih telah berhasil mengembangkannya menjadi Premium Store yang berada di Jl. Otto Iskandardinata No. 378 Bandung, Jawa Barat ini diberi nama Tian Cell. 

Strategi kerjasama yang dilakukan Angga Setia Galih dengan salah satu Vendor Telekomunikasi dan Gadget yang ada di Indonesia sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan bisnis yang dimiliki beliau dan juga memberikan andil besar terhadap Vendor tersebut, hal ini ditunjukkan dengan penghargaan yang diberikan kepada Premium Store Tian Cell sebagai “Smartfren Gadget Outlet Terbaik Se Jawa Barat”.

Kesuksesan yang telah diraih oleh saudara Angga Setia Galih tidak semata-mata menjadikan beliau berbangga hati ataupun membusungkan dada tetapi oleh beliau hal tersebut dijadikan pengingat dan penyemangat agar menjadi lebih baik. 



Sukses itu ga bisa dinilai dari penghargaan yang saya dapat, tetapi bagaimana saya menjadi lebih sering bersyukur dan merasa bahagia,” 

jawab beliau ketika menanggapi kesuksesan yang sudah diraih.

Selain melakukan penjualan Handphone secara langsung di Premium Store Tian Cell, Angga Setia Galih juga melakukan penjualan dan promosi melalui iklan berjalan dengan cara “mendandani” mobilnya dengan tempelan Tian Cell

tidak berhenti di situ saja tetapi dunia maya pun dimanfaatkan beliau sebagai media untuk promosi dengan cara membuat iklan di forum terbesar Indonesia yaitu KASKUS 

sehingga kini pelanggannya tidak hanya berkisar di Jawa Barat tetapi tersebar mulai dari wilayah Pulau Jawa, Jakarta, Banten, Jogja, Surabaya bahkan hingga ke Wilayah Sumatera seperti Palembang, Lampung dan Aceh dengan omset Rp 180 juta per bulan.



"segitu dulu kisah inspiratif bikinan gue, menurut gue sih sukses itu dimulai dengan keinginan orang tersebut untuk sukses...ciawww!!!"
Read {..}

4 Des 2013

Dari Benci Kopi Jadi Juri Kompetisi

Gue sebenernya bingung mau ngasih judul apaan buat post gue yang satu ini, karena sebenernya gue cuma pengen ceritain doang apa yang baru aja gue alamin pada hari senin 02 Desember 2013

jadi awal ceritanya gue diminta bantuan ama temen gue yang seorang Barista, buat kalian yang ga tau apa itu Barista, jangan sedih karena sebenernya gue juga ga tau apa arti sebenernya dari kata Barista

menurut kang Wiki, Barista itu berasal dari bahasa Italia (buh-ree-stuh = bartender) atau bisa dibilang juga orang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan.

Kalau kalian mau tau lebih jauh tentang dunia perkopian kalian bisa follow @BCB_Bandung kalian bebas nanya apapun atau sharing apapun yang berhubungan dengan tanaman yang bernama kopi, dan buat kalian yang pengen nongkrong dan minum kopi gratis kalian bisa follow @ardi0031 lalu mention dengan format

"NONGKRONG SAMBIL MINUM KOPI #ArdiRestu"

okeh lanjutin ceritanya, jadi temen gue yang barista itu sms ke gue kalo dia butuh bantuan buat acara yang mau diadain oleh Barista Community Bandung, karena gue sebagai temen yang baik dan orang yang suka menolong jadi dengan mantabnya gue bilang sanggup 

Barista : Tom, loe dimana? bisa bantuin acara gue ga?

Tom : Jakarta bro, siap bisa banget...nanti malem gue udah di Bandung

Barista : Okeh, kalo dah sampe kabarin biar kita langsung ketemu 

kebetulan saat itu gue lagi di Jakarta, sebenernya ke Jakarta buat belanja aksesoris handphone bareng kakak gue si Bule, tapi berhubung gue baru beli kamera jadinya niat awal belanja aksesoris dikesampingkan dulu, yang ada malah kita narsis sekalian nyobain kamera.
    
mabok gaya batavia "bir pletok"




mamam dulu biar cepet gede

Akhirnya setelah gue balik lagi ke Bandung gue langsung ketemuan ama temen gue yang Barista

Tom : oke bro jadi gimana, gue bisa bantu apaan?

Barista : kalo bisa loe bantuin acara kita sebagai juri

Tom : serius loe, gue kan ga ngerti masalah kopi dan gue sebatas "coffe lovers" doang, lagian gue minum kopi juga karena gue galau

Barista : itu dia Tom, kita pengen ada juri dari "coffe lovers" kaya loe, biar jadi shock therapy juga buat pesertanya karena sebagian besar mereka ga tau loe siapa

Tom : oke, siap bro

karena rasa cape dan ngantuk akibat sesi narsis sebelumnya jadi tanpa pikir panjang gue sanggupin ikut serta dalam acara tersebut bukan sebagai penonton apalagi sebagai peserta tapi sebagai JURI

setelah penjelasan dari temen gue yang seorang Barista, tentang prosedur dan hal apa aja yang menjadi penilaian nanti akhirnya gue balik ke kostan, tidur menyiapkan tenaga untuk esok hari.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya gue langsung meluncur ke tempat acara berlangsung @kopi_kamu
karena acaranya baru dimulai jam 18:30 jadi gue masih sempet ngobrol dulu ama sodara gue yang jadi barista di kopi_kamu namanya Andra.

Setelah ngobrol-ngobrol sebentar akhirnya gue mulai bergaya jadi tukang foto keliling, mumpung acaranya belom dimulai. Lagi asik-asiknya jepret sana jepret sini, tau-tau si Andra manggil

Andra : Tom dipanggil kang Amif

Tom : okeh

Kang Amif : Jadi gini Tom, untuk penilaian pas final di form nya ada penambahan "tingkat kerumitan gambar di cup macchiato" tapi form penilaiannya ga di bawa ama mas Tio jadi ditulis aja...gimana Tom jelas kan?

Tom : Siap kang Amif udah jelas kok...

Andra : TOM!!! LOE JADI JURIIII KOK BISAAAA????

Tom : Andra kan ga tau gimana pergaulan saya diluar tentang dunia kopi (cuma bisa senyum dan nahan ketawa)

akhirnya gue kabur dan meninggalkan Andra dengan sejuta pertanyaan dan kebingungan yang ada di kepalanya

akhirnya acara pun dimulai

Aa juri lagi menilai

Karya 3 peserta di babak final




Sang Juara
"Barista Community Bandung Latte Art Competition 2013"
Alhamdulillah acara berjalan cukup sukses, ini bisa diliat dari hasil akhir yang menobatkan saudari Irma sebagai juara I, seperti di-Amin-kan oleh semua orang yang hadir pada malam itu, baik dewan juri, panitia maupun penonton yang ada...fuihhh...

okeh cukup sekian....selamat buat pemenang....



nb : "dulu gue ga suka kopi karena rasanya pahit tapi sekarang gue suka kopi karena yang bikinnya manis"








































Read {..}

8 Okt 2013

YAAA!!! Gue Masih Galau

HADEUH!!! udah lama nih ga bikin tulisan di blog mumpung gue lagi ga enak badan dan ga bisa kemana-mana jadi gue paksain deh buat bikin post baru daripada blog gue sia-sia, "kaya kisah hidup gue"
(ahaha...curhat loe tom)

Okey jadi ceritanya sekarang gue lagi galau
(phewww bukannya loe selalu galau tom)

"Iya deh gue ngaku emang gue selalu galau"

Ya udah deh gue ulang lagi, jadi ceritanya sekarang gue lagi galau seperti biasanya bukan karena harga tarif dasar listrik yang katanya bakalan naik lagi

Padahal di tempat gue nge-kost masih sering banget kena pemadaman listrik bergilir hal ini menunjukan bahwa pelayanan listrik yang ada belom memuaskan eh sekarang malah mau naikin tarifnya...sebenernya gue ga perduli sih lagian lampu di kamar kostan gue juga lebih sering gue matiin, apalagi pas ada "temen" gue nginep, dijamin lampu kamar gue bakalan jarang di nyalain, paling gue cuma nyalain laptop dan nyetel musik dengan suara yang digedein, karena gue akan lebih fokus dan bisa menghayati musik yang gue denger dalam keadaan yang gelap #APEU

Galau gue juga bukan karena ketangkepnya salah satu adik Gubernur tempat gue tinggal yaitu Banten
lagian ngapain juga gue harus galau karena hal tersebut toh penyimpangan yang terjadi di tempat gue tinggal udah jadi rahasia umum dan kebanyakan masyarakat yang ada di sana sudah pasrah dengan keadaan yang ada dan akhirnya memakluminya. Sebenernya hal itu bikin gue sedikit galau juga sih, karena gue ga pengen masyarakat Banten Raya terus tutup mata dengan keadaan sekarang ini yang menurut gue banyak salahnya, suatu saat pasti gue bakalan bikin semua yang salah jadi bener tapi sekarang belom saatnya. Pokoknya suatu saat!!!

"Terus loe galau kenapa Tom???"

Seperti manusia biasa pada umumnya....
("lah tapi kan loe manusia ga biasa Tom, buktinya waktu tidur loe aja kebalik udah kaya Vampir...siang jadi malem!!!... malem jadi siang")

Okey waktu tidur gue emang ga biasa tapi itu bukan berarti gue manusia yang ga biasa, lagian waktu tidur gue kebalik karena gue terlalu lama tinggal di Amerika pas balik ke Indonesia jadi kebiasaan deh...Belagu.com!!!

Gue galau karena masih inget mantan pacar gue, padahal udah hampir 2 tahun gue putus ama mantan pacar gue tapi masih aja gue belom bisa ngelupain mantan gue, banyak cara udah gue lakuin buat bisa ngelupain mantan pacar gue diantaranya :

1. Dengerin musik klasik -> sebenernya cara ini ga sepenuhnya gagal karena disaat gue ngelakuin hal ini ternyata sedikit berhasil, hati gue bisa lebih tenang dan mulai bisa nerima kalo kita udah putus... Tapi hari-hari selanjutnya kegalauan gue balik lagi tapi hal baiknya gue bisa nyanyi Beethoven's 5th Symphony dengan suara fals tingkat profesional.

2. Hapus semua foto kenangan ama mantan -> cara ini juga sebenernya ga sepenuhnya gagal karena disaat gue ngelakuin hal ini gue beberapa bulan terbebas dari rasa galau, tapi pas rasa kangen gue ama mantan muncul, malah hal yang gue lakuin dengan hapus semua foto mantan jadi bikin galau gue tambah akut dan ga enaknya karena gue seneng banget belajar mengedit photo gue jadi bingung mau ngedit photo apaan. Karena gue tipikal orang yang paling males di photo dan akhirnya galau gue jadi bertambah "galau mantan" dan juga "galau ga punya photo buat belajar ngedit photo"

Sebenernya masih banyak hal lain yang udah gue lakuin dari mulai yang masuk akal sampe ke yang ga masuk akal semua gue lakuin biar ga galau dan bisa ngelupain mantan pacar gue, dari mulai baca-baca artikel cara melupakan mantan, beli buku yang judulnya "Mario Tegal The Galau Ways", ikut forum curhat colongan bersama teman-teman, sampe mandi tengah malam di 7 toilet umum, tapi semuanya tetep gagal, yang ada gue malah deket ama penjaga toilet umum dan bergabung dalam Organisasi Konservasi Pelestarian Toilet Umum Nasional disingkat ORG PEA.

Awalnya gue emang ngerasa ga enak banget karena sering kali temen-temen gue bilang

"Ngapain sih Tom loe galau aja, kaya ga ada kerjaan lain"

"Plisss duech...hareee gini masih galau, udah ga jaman kali bro"

Sebenernya gue ga perduli dengan semua omongan itu, karena dengan kegalauan yang gue punya  bukan malah ngebuat gue terpuruk ataupun putus asa, tapi gue jadi lebih semangat ngejar cita-cita yang gue punya, dan gue jadi terpacu buat jadi orang yang lebih baik lagi dan lebih sukses lagi yang pada akhirnya kalo suatu saat gue ketemu lagi ama mantan pacar gue.

Gue bisa dengan bangga bilang ke dia

"YAAA!!! Gue Udah Jadi Orang Yang Lebih Baik Karena Kamu"

"YAAA!!! Gue Udah Jadi Orang Yang Sukses Karena Kamu"

Dan

 "YAAA!!! Gue Masih Galau Karena Kamu"


Read {..}